Suatu hasil penelitian di AS menyimpulkan bahwa Rahasia 90/10 luar biasa manfaatnya untuk mengurangi atau mengatasi stress dan mengubah hidup anda untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan.
Sangat sedikit yang mengetahui dan melaksanakan Rahasia 90/10 atau Prinsip 90/10 yang ternyata sesuai dengan ajaran Islam. Sebagai akibatnya? Jutaan orang di dunia yang menderita stress, sakit jatung, sakit kepala akut dan problem kesehatan lainnya serta mengalami berbagai kesulitan dalam hidup.
Mereka nampaknya tidak pernah mencapai suatu kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup karena tidak mengetahui bahwa: sebanyak10 persen dari hidup kita terdiri dari kejadian-kejadian yang di luar konrol (kekuasaan) kita dan 90 persennya lagi ditentukan oleh bagaimana kita BEREAKSI terhadap kejadian yang 10 persen tersebut.
Apa artinya ini semua? Kita benar-benar tidak mempunyai kekuatan untuk mengendalikan 10 persen dari apa yang terjadi terhadap diri kita. Sebagai contoh dalam perjalanan ke Bandara, kita tidak dapat mencegah mobil kita yang tiba-tiba tertabrak dari belakang oleh pengendara lain.
Pesawat terbang yang kita tumpangi terlambat sampai di tujuan, yang mengacaukan semua jadwal kegiatan dinas atau bisnis kita. Contoh lainnya, seorang pengendara lain tiba-tiba memotong jalur mobil kita di jalan raya. Kita tidak bisa mengkontrol kejadian-kejadian yang termasuk di dalam 10 persen kejadian yang di luar kekuasaan kita tersebut.
Kejadian yang 90 persennya lagi berbeda. Kita bisa mengatur kejadian yang 90 persen! Bagaimana caranya? Dengan cara bagaimana sebaiknya kita harus bereaksi. Kita tidak bisa mengkontrol pergantian lampu yang menyala: merah, kuning atau hijau pada Lampu Lalu Lintas, tetapi kita bisa mengkontrol reaksi kita. Jangan biarkan orang lain membodohi kita. KITA dapat mengkontrol bagaimana kita bereaksi!
Rahasia 90/10 atau Prinsip 90/10 ini ternyata juga intinya sesuai dengan ajaran Islam yang dijelaskan dalam firman-firman Allah SWT dan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW yakni bahwa kita harus selalu ”BERSABAR” dalam menghadapi segala musibah, cobaan ataupun kejadian yang menimpa diri kita.
Contoh kejadian
Mari kita lihat sebuah contoh kecil. Anda sedang makan pagi bersama keluarga di rumah. Tiba tiba anak gadis anda menyenggol cangkir kopi di Meja Makan dan menyiram kemeja putih yang anda pakai. Anda tidak punya kontrol terhadap apa yang baru saja terjadi.
Apa yang terjadi berikutnya akan ditentukan oleh bagaimana sikap atau cara anda dalam bereaksi. Anda menyumpah-nyumpah. Anda membentak dan memarahin anak gadis anda karena telah menumpahkan kopi ke kemeja anda.
Anak anda akhirnya menangis. Setelah memarahin anak sampai menangis, anda menoleh ke hadapan istri dan mengkritiknya secara pedas karena telah meletakkan cangkir kopi terlalu mepet ke tepi meja makan. Sehingga perang kata-kata pun tidak dapat dielakkan lagi antara anda dan istri.
Sambil ngomel-ngomel anda melesat pergi ke kamar dan mengganti kemeja. Kembali ke meja makan, anda melihat anak gadis anda masih terisak-isak menangis sambil berusaha menyelasaikan makan paginya dan bersiap-siap untuk pergi ke Sekolah. Tapi karena waktunya tergannggu keributan gara gara cangkir kopi yang tumpah tadi, anak anda ketinggalan mobil jemputan, sementara istri anda harus segera pergi ke kantornya.
Anda bersama anak gadis anda bergegas ke mobil dan mengantarkannya ke Sekolah. Karena merasa sudah sangat telat, anda menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi, ngebut dan melanggar lampu lalu lintas. Anda distop oleh Polisi Lalu Lintas. Setelah terhenti selama sekitar 30 menit karena harus menyelasaikan urusan tilang dengan Polisi dan membayar tilangnya, akhirnya anda sampai di Sekolah anak.
Anak anda ke luar dari mobil langsung lari menuju Gedung Sekolah tanpa bersalaman dan mencium tangan anda. Setelah tiba di kantor dan terlambat 30 menit, anda menyadari bahwa tas perlengkapan dinas ketinggalan di rumah. Anda telah memulai hari itu dengan sikap dan cara BEREAKSI yang buruk.
Kalau cara bereaksi dan sikap seperti itu dilanjutkan nampaknya hanya akan semakin memperburuk keadaan. Selesai kerja, anda pulang menuju rumah dengan parasaan hati yang resah dan ketika sampai di rumah, anda merasakan ketidak nyamanan dalam hubungan antara anda dengan istri dan anak-anak.
Kenapa ini semua menjadi demikian? Ini disebabkan oleh karena bagaimana anda bereaksi terhadap kejadian tadi pagi.
Kenapa anda mengalami suatu hari yang buruk?
A) Apakah kopi yang tumpah merupakan penyebabnya?
B) Apakah anak gadis anda penyebabnya?
C) Apakah Polisi yang menyetop anda di jalan penyebabnya?
D) Apakah anda sendiri yang menjadi penyebabnya?
Jawabannya adalah D.
Anda tidak punya kendali terhadap kopi yang tumpah. Bagaimana anda BEREAKSI dalam 10 detik sampai satu menit berikutnya adalah apa yang menyebabkan hari itu menjadi hari buruk buat anda.
Bagaimana anda bereaksi apabila sedang mengendarai mobil di jalan menuju kantor, tiba tiba jalur anda dipotong oleh pengendara lain?
Anda jengkel dan tidak dapat mengendalikan amarah?
Anda memukul-mukul stir?
Anda menyumpah-nyumpah?
Apakah tekanan darah anda melonjak naik?
Apakah anda berusaha menabrak mobil yang memotong jalur anda tersebut?
SIAPA PEDULI kalau anda terlambat 50 detik sampai di kantor?
Kenapa membiarkan mobil yang memotong jalur anda itu merusak ketenangan dan kenyamanan perjalanan anda. Ingat Prinsip 90/10 dan jangan khawatir atau bahkan menjadi emosional dalam menghadapi kejadian-kejadian yang menimpa diri anda.
Umpamanya anda diberitahu bahwa anda kehilangan pekerjaan (dipecat!). Kenapa harus kurang tidur atau merasa sakit hati? Itu tidak akan ada gunanya. Lebih baik menggunakan energi dan waktu “kekhawatiran dan kesedihan anda itu” untuk menemukan pekerjaan baru.
Pesawat terbang yang anda tumpangi terlambat tiba di tujuan. Ini pasti merusak jadwal acara anda untuk hari itu. Kenapa menumpahkan frustrasi anda kepada pramugari? Ia tidak punya kendali untuk mengatur apa yang terjadi.
Lebih baik mempergunakan waktu anda untuk membaca, ngobrol dengan pramugari atau berkenalan dengan penumpang lainnya dsb. Kenapa harus stress? Itu hanya akan membuat keadaan yang sudah tidak menyenangkan menjadi semakin parah.
BEREAKSI yang benar
Ini adalah cara BEREAKSI yang benar yang dapat dan seharusnya terjadi. Cangkir kopi di meja makan yang tersenggol anak anda, tumpah ke kemeja anda. Anak gadis anda hampir menangis karena merasa salah dan ketakutan dimarahin. Tetapi anda bereaksi dengan ramah dan penuh kasih sayang: “Engga apa-apa sayang. Tetapi lain kali kamu harus lebih hati-hati yah.” Anda mengambil handuk dan mengelapnya dan pergi ke kamar.
Setelah berganti kemeja dan mengambil tas dinas, anda kembali ke ruang makan dan melalui jendela melihat anak kesayangan anda naik mobil jemputan.Dia berbalik dan melambaikan tangan. Anda mencium istri sebelum berangkat ke tempat kerja masing-masing. Anda tiba di kantor lima menit lebih awal dan dengan muka ceria menyapa teman-teman anda dan mereka membalas sapaan anda dengan senyum ramah..
Perhatikan dan rasakan perbedaanya dengan reaksi anda yang berbeda.
Dua skenario yang berbeda. Tetapi pemicunya atau pembukanya sama. Kedua skenario tersebut berakhir berbeda. Kenapa? Karena ini sangat bergantung kepada bagaimana anda BEREAKSI! Anda samasekali tidak mempunyai kendali terhadap 10 persen dari apa yang terjadi terhadap diri anda. Kejadian yang 90 persennya lagi ditentukan oleh REAKSI anda.
Inilah beberapa cara untuk menerapkan Rahasia 90/10 atau Prinsip 90/10. Apabila seseorang menyebutkan sesuatu yang negatif tentang diri anda. Anda jangan langsung membela diri atau marah atau bahkan menyerang balik. Biarkan serangan mengalir bagaikan air mengisi sebuah gelas. Anda harus membiarkan komentar negatif tersebut mengalir dan mungkin mempengaruhi anda juga! Bereaksilah secara benar, cerdas dan santun dan dengan demikian kejadian itu pasti tidak akan merusak hari anda.
Suatu reaksi yang salah bisa berakibat kehilangan teman, putus cinta, perang kata dengan istri, dipecat dari pekerjaan, tekanan darah melonjak,serangan jantung ringan atau bahkan fatal.
Suatu reaksi yang benar, cerdas dan santun bisa menghasilkan teman baru, kalau di rumah hubungan keluarga menjadi lebih harmonis, kalau di kantor bisa disenangi atasan atau bawahan, konduite bisa makin baik dan bahkan bisa mendapatkan promosi.
Kesabaran
Rahasia 90/10 itu ternyata juga sejalan dengan yang ada dalam ajaran Islam yakni “KESABARAN” dalam bereaksi terhadap semua kejadian yang menimpa diri kita yang diluar kendali kita. Kunci keberhasilan dari REAKSI kita yang merupakan 90 persen dari kejadian itu adalah “SABAR.” Sabar merupakan kunci kecerdasan emosional dan juga adalah kunci menuju kesuksesan dalam hidup.
Firman Allah SWT, dalam Surat Al-Baqarah ayat 155 yang artinya :“Sesungguhnya Kami (Allah) akan mendatangkan sedikit cobaan kepada kamu yang merupakan ketakutan kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, maka gembirakanlah orang-orang yang sabar “
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidak ada yang pernah diberikan Allah kepada seseorang manusia yang lebih baik dan lebih besar daripada kesabaran.” Orang yang beruntung dan berbahagia di dunia ini, bukanlah orang yang kaya, tetapi orang yang diberi Allah SWT sifat sabar atau kesabaran. Memiliki harta yang banyak, seorang manusia belum tentu dapat merasakan kebahagiaan dan ketentraman dalam hidup, akan tetapi dengan sabar, seorang hamba Allah dapat merasakan ketrentaman dan keberuntungan serta kebahagiaan dan hidup tenang.
Alangkah indahnya kesabaran itu, dengan kesabaran orang dapat bergembira dalam kesusahan, dapat tertawa dalam menghadapi bahaya yang menghadang. Bahkan ada diantara para Wali Allah yang begitu tinggi derajat keimanan dan kesabaran mereka,lebih gembira dan senang bila mendapat kesusahan dan musibah. Mereka merasa khawatir bila mendapat kegembiraan dan keberuntungan.
Karena pada setiap musibah dan kesedihan yang menimpa mereka, mereka anggap sebagai ujian dari Allah SWT akan keimanan mereka. Apabila mereka tahan dan tabah hati, berulang kali Al-Qur’an dan hadits menyatakan kepada manusia bahwa dengan kesabaran dan ketabahan itu mereka semakin dicintai Allah SWT, semakin tinggi derajat keimanan mereka, semakin besar ganjaran yang disediakan Allah SWT bagi mereka.
Karena itu banyak di antara Nabi dan Rasul setelah ditawari Allah SWT kekayaan dan harta yang banyak, mereka lebih memilih hidup miskin, agar dengan kemiskinan itu mereka lebih bersabar, sebab ketabahan itu jauh lebih berharga dari kekayaan.
Ini bukan berarti manusia tidak boleh menggapai kekayaan, tidak, samasekali tidak! Islam menyuruh pemeluknya mencari kekayaan sebanyak-banyaknya, akan tetapi dengan dua syarat: 1.Supaya kekayaan itu didapat dengan secara halal. 2.Harta itu jangan sampai melupakan orang kepada hidup sesudah mati, agar harta itu dipergunakan untuk jalan kebajikan (di jalan Allah), jangan untuk mengerjakan maksiat dan perbuatan dosa.
Ali bin Abi Thalib menyatakan:“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok pagi”
Imam Al-Ghazali menasehati kita: “Hendaknya manusia menjadi orang yang sabar apabila ditimpa kemiskinan, dan menjadi orang yang bersyukur kepada Allah apabila mendapat kekayaan. Amin ya Rabbal alamien.”
Kenapa kita diperintah untuk bersabar oleh Allah SWT? Inilah terapi psikologis canggih yang diberikan Allah kepada kita. Melalui sikap inilah kita disadarkan bahwa manusia itu tak mampu mengelola hidupnya secara pasti. Dialah Allah yang mengurus segala urusan kita. Itulah makna kita membaca Alhamdulillahi Rabbil ‘alamien. Artinya, Segala puji bagi Allah yang mengatur segala urusan kita itu. Dengan demikian, bersama sabar kita menghadapi gejolak hidup itu dengan tenang dan rileks.
Anda sekarang sudah mengetahui Rahasia 90/10 yang ternyata sesuai dengan ajaran Islam itu. Silahkan coba praktekan dalam kehidupan sehari-hari, anda akan terkagum-kagum oleh hasilnya. Pribahasa Jerman mengatakan:”Probieren geht ueber studieren.” Artinya “Mencobanya lebih baik daripada hanya mempelajarinya,” dan maknanya: “Kueh terasa enak setelah dicoba bukan hanya dilihat.” (HSH)
Sangat sedikit yang mengetahui dan melaksanakan Rahasia 90/10 atau Prinsip 90/10 yang ternyata sesuai dengan ajaran Islam. Sebagai akibatnya? Jutaan orang di dunia yang menderita stress, sakit jatung, sakit kepala akut dan problem kesehatan lainnya serta mengalami berbagai kesulitan dalam hidup.
Mereka nampaknya tidak pernah mencapai suatu kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup karena tidak mengetahui bahwa: sebanyak10 persen dari hidup kita terdiri dari kejadian-kejadian yang di luar konrol (kekuasaan) kita dan 90 persennya lagi ditentukan oleh bagaimana kita BEREAKSI terhadap kejadian yang 10 persen tersebut.
Apa artinya ini semua? Kita benar-benar tidak mempunyai kekuatan untuk mengendalikan 10 persen dari apa yang terjadi terhadap diri kita. Sebagai contoh dalam perjalanan ke Bandara, kita tidak dapat mencegah mobil kita yang tiba-tiba tertabrak dari belakang oleh pengendara lain.
Pesawat terbang yang kita tumpangi terlambat sampai di tujuan, yang mengacaukan semua jadwal kegiatan dinas atau bisnis kita. Contoh lainnya, seorang pengendara lain tiba-tiba memotong jalur mobil kita di jalan raya. Kita tidak bisa mengkontrol kejadian-kejadian yang termasuk di dalam 10 persen kejadian yang di luar kekuasaan kita tersebut.
Kejadian yang 90 persennya lagi berbeda. Kita bisa mengatur kejadian yang 90 persen! Bagaimana caranya? Dengan cara bagaimana sebaiknya kita harus bereaksi. Kita tidak bisa mengkontrol pergantian lampu yang menyala: merah, kuning atau hijau pada Lampu Lalu Lintas, tetapi kita bisa mengkontrol reaksi kita. Jangan biarkan orang lain membodohi kita. KITA dapat mengkontrol bagaimana kita bereaksi!
Rahasia 90/10 atau Prinsip 90/10 ini ternyata juga intinya sesuai dengan ajaran Islam yang dijelaskan dalam firman-firman Allah SWT dan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW yakni bahwa kita harus selalu ”BERSABAR” dalam menghadapi segala musibah, cobaan ataupun kejadian yang menimpa diri kita.
Contoh kejadian
Mari kita lihat sebuah contoh kecil. Anda sedang makan pagi bersama keluarga di rumah. Tiba tiba anak gadis anda menyenggol cangkir kopi di Meja Makan dan menyiram kemeja putih yang anda pakai. Anda tidak punya kontrol terhadap apa yang baru saja terjadi.
Apa yang terjadi berikutnya akan ditentukan oleh bagaimana sikap atau cara anda dalam bereaksi. Anda menyumpah-nyumpah. Anda membentak dan memarahin anak gadis anda karena telah menumpahkan kopi ke kemeja anda.
Anak anda akhirnya menangis. Setelah memarahin anak sampai menangis, anda menoleh ke hadapan istri dan mengkritiknya secara pedas karena telah meletakkan cangkir kopi terlalu mepet ke tepi meja makan. Sehingga perang kata-kata pun tidak dapat dielakkan lagi antara anda dan istri.
Sambil ngomel-ngomel anda melesat pergi ke kamar dan mengganti kemeja. Kembali ke meja makan, anda melihat anak gadis anda masih terisak-isak menangis sambil berusaha menyelasaikan makan paginya dan bersiap-siap untuk pergi ke Sekolah. Tapi karena waktunya tergannggu keributan gara gara cangkir kopi yang tumpah tadi, anak anda ketinggalan mobil jemputan, sementara istri anda harus segera pergi ke kantornya.
Anda bersama anak gadis anda bergegas ke mobil dan mengantarkannya ke Sekolah. Karena merasa sudah sangat telat, anda menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi, ngebut dan melanggar lampu lalu lintas. Anda distop oleh Polisi Lalu Lintas. Setelah terhenti selama sekitar 30 menit karena harus menyelasaikan urusan tilang dengan Polisi dan membayar tilangnya, akhirnya anda sampai di Sekolah anak.
Anak anda ke luar dari mobil langsung lari menuju Gedung Sekolah tanpa bersalaman dan mencium tangan anda. Setelah tiba di kantor dan terlambat 30 menit, anda menyadari bahwa tas perlengkapan dinas ketinggalan di rumah. Anda telah memulai hari itu dengan sikap dan cara BEREAKSI yang buruk.
Kalau cara bereaksi dan sikap seperti itu dilanjutkan nampaknya hanya akan semakin memperburuk keadaan. Selesai kerja, anda pulang menuju rumah dengan parasaan hati yang resah dan ketika sampai di rumah, anda merasakan ketidak nyamanan dalam hubungan antara anda dengan istri dan anak-anak.
Kenapa ini semua menjadi demikian? Ini disebabkan oleh karena bagaimana anda bereaksi terhadap kejadian tadi pagi.
Kenapa anda mengalami suatu hari yang buruk?
A) Apakah kopi yang tumpah merupakan penyebabnya?
B) Apakah anak gadis anda penyebabnya?
C) Apakah Polisi yang menyetop anda di jalan penyebabnya?
D) Apakah anda sendiri yang menjadi penyebabnya?
Jawabannya adalah D.
Anda tidak punya kendali terhadap kopi yang tumpah. Bagaimana anda BEREAKSI dalam 10 detik sampai satu menit berikutnya adalah apa yang menyebabkan hari itu menjadi hari buruk buat anda.
Bagaimana anda bereaksi apabila sedang mengendarai mobil di jalan menuju kantor, tiba tiba jalur anda dipotong oleh pengendara lain?
Anda jengkel dan tidak dapat mengendalikan amarah?
Anda memukul-mukul stir?
Anda menyumpah-nyumpah?
Apakah tekanan darah anda melonjak naik?
Apakah anda berusaha menabrak mobil yang memotong jalur anda tersebut?
SIAPA PEDULI kalau anda terlambat 50 detik sampai di kantor?
Kenapa membiarkan mobil yang memotong jalur anda itu merusak ketenangan dan kenyamanan perjalanan anda. Ingat Prinsip 90/10 dan jangan khawatir atau bahkan menjadi emosional dalam menghadapi kejadian-kejadian yang menimpa diri anda.
Umpamanya anda diberitahu bahwa anda kehilangan pekerjaan (dipecat!). Kenapa harus kurang tidur atau merasa sakit hati? Itu tidak akan ada gunanya. Lebih baik menggunakan energi dan waktu “kekhawatiran dan kesedihan anda itu” untuk menemukan pekerjaan baru.
Pesawat terbang yang anda tumpangi terlambat tiba di tujuan. Ini pasti merusak jadwal acara anda untuk hari itu. Kenapa menumpahkan frustrasi anda kepada pramugari? Ia tidak punya kendali untuk mengatur apa yang terjadi.
Lebih baik mempergunakan waktu anda untuk membaca, ngobrol dengan pramugari atau berkenalan dengan penumpang lainnya dsb. Kenapa harus stress? Itu hanya akan membuat keadaan yang sudah tidak menyenangkan menjadi semakin parah.
BEREAKSI yang benar
Ini adalah cara BEREAKSI yang benar yang dapat dan seharusnya terjadi. Cangkir kopi di meja makan yang tersenggol anak anda, tumpah ke kemeja anda. Anak gadis anda hampir menangis karena merasa salah dan ketakutan dimarahin. Tetapi anda bereaksi dengan ramah dan penuh kasih sayang: “Engga apa-apa sayang. Tetapi lain kali kamu harus lebih hati-hati yah.” Anda mengambil handuk dan mengelapnya dan pergi ke kamar.
Setelah berganti kemeja dan mengambil tas dinas, anda kembali ke ruang makan dan melalui jendela melihat anak kesayangan anda naik mobil jemputan.Dia berbalik dan melambaikan tangan. Anda mencium istri sebelum berangkat ke tempat kerja masing-masing. Anda tiba di kantor lima menit lebih awal dan dengan muka ceria menyapa teman-teman anda dan mereka membalas sapaan anda dengan senyum ramah..
Perhatikan dan rasakan perbedaanya dengan reaksi anda yang berbeda.
Dua skenario yang berbeda. Tetapi pemicunya atau pembukanya sama. Kedua skenario tersebut berakhir berbeda. Kenapa? Karena ini sangat bergantung kepada bagaimana anda BEREAKSI! Anda samasekali tidak mempunyai kendali terhadap 10 persen dari apa yang terjadi terhadap diri anda. Kejadian yang 90 persennya lagi ditentukan oleh REAKSI anda.
Inilah beberapa cara untuk menerapkan Rahasia 90/10 atau Prinsip 90/10. Apabila seseorang menyebutkan sesuatu yang negatif tentang diri anda. Anda jangan langsung membela diri atau marah atau bahkan menyerang balik. Biarkan serangan mengalir bagaikan air mengisi sebuah gelas. Anda harus membiarkan komentar negatif tersebut mengalir dan mungkin mempengaruhi anda juga! Bereaksilah secara benar, cerdas dan santun dan dengan demikian kejadian itu pasti tidak akan merusak hari anda.
Suatu reaksi yang salah bisa berakibat kehilangan teman, putus cinta, perang kata dengan istri, dipecat dari pekerjaan, tekanan darah melonjak,serangan jantung ringan atau bahkan fatal.
Suatu reaksi yang benar, cerdas dan santun bisa menghasilkan teman baru, kalau di rumah hubungan keluarga menjadi lebih harmonis, kalau di kantor bisa disenangi atasan atau bawahan, konduite bisa makin baik dan bahkan bisa mendapatkan promosi.
Kesabaran
Rahasia 90/10 itu ternyata juga sejalan dengan yang ada dalam ajaran Islam yakni “KESABARAN” dalam bereaksi terhadap semua kejadian yang menimpa diri kita yang diluar kendali kita. Kunci keberhasilan dari REAKSI kita yang merupakan 90 persen dari kejadian itu adalah “SABAR.” Sabar merupakan kunci kecerdasan emosional dan juga adalah kunci menuju kesuksesan dalam hidup.
Firman Allah SWT, dalam Surat Al-Baqarah ayat 155 yang artinya :“Sesungguhnya Kami (Allah) akan mendatangkan sedikit cobaan kepada kamu yang merupakan ketakutan kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, maka gembirakanlah orang-orang yang sabar “
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidak ada yang pernah diberikan Allah kepada seseorang manusia yang lebih baik dan lebih besar daripada kesabaran.” Orang yang beruntung dan berbahagia di dunia ini, bukanlah orang yang kaya, tetapi orang yang diberi Allah SWT sifat sabar atau kesabaran. Memiliki harta yang banyak, seorang manusia belum tentu dapat merasakan kebahagiaan dan ketentraman dalam hidup, akan tetapi dengan sabar, seorang hamba Allah dapat merasakan ketrentaman dan keberuntungan serta kebahagiaan dan hidup tenang.
Alangkah indahnya kesabaran itu, dengan kesabaran orang dapat bergembira dalam kesusahan, dapat tertawa dalam menghadapi bahaya yang menghadang. Bahkan ada diantara para Wali Allah yang begitu tinggi derajat keimanan dan kesabaran mereka,lebih gembira dan senang bila mendapat kesusahan dan musibah. Mereka merasa khawatir bila mendapat kegembiraan dan keberuntungan.
Karena pada setiap musibah dan kesedihan yang menimpa mereka, mereka anggap sebagai ujian dari Allah SWT akan keimanan mereka. Apabila mereka tahan dan tabah hati, berulang kali Al-Qur’an dan hadits menyatakan kepada manusia bahwa dengan kesabaran dan ketabahan itu mereka semakin dicintai Allah SWT, semakin tinggi derajat keimanan mereka, semakin besar ganjaran yang disediakan Allah SWT bagi mereka.
Karena itu banyak di antara Nabi dan Rasul setelah ditawari Allah SWT kekayaan dan harta yang banyak, mereka lebih memilih hidup miskin, agar dengan kemiskinan itu mereka lebih bersabar, sebab ketabahan itu jauh lebih berharga dari kekayaan.
Ini bukan berarti manusia tidak boleh menggapai kekayaan, tidak, samasekali tidak! Islam menyuruh pemeluknya mencari kekayaan sebanyak-banyaknya, akan tetapi dengan dua syarat: 1.Supaya kekayaan itu didapat dengan secara halal. 2.Harta itu jangan sampai melupakan orang kepada hidup sesudah mati, agar harta itu dipergunakan untuk jalan kebajikan (di jalan Allah), jangan untuk mengerjakan maksiat dan perbuatan dosa.
Ali bin Abi Thalib menyatakan:“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok pagi”
Imam Al-Ghazali menasehati kita: “Hendaknya manusia menjadi orang yang sabar apabila ditimpa kemiskinan, dan menjadi orang yang bersyukur kepada Allah apabila mendapat kekayaan. Amin ya Rabbal alamien.”
Kenapa kita diperintah untuk bersabar oleh Allah SWT? Inilah terapi psikologis canggih yang diberikan Allah kepada kita. Melalui sikap inilah kita disadarkan bahwa manusia itu tak mampu mengelola hidupnya secara pasti. Dialah Allah yang mengurus segala urusan kita. Itulah makna kita membaca Alhamdulillahi Rabbil ‘alamien. Artinya, Segala puji bagi Allah yang mengatur segala urusan kita itu. Dengan demikian, bersama sabar kita menghadapi gejolak hidup itu dengan tenang dan rileks.
Anda sekarang sudah mengetahui Rahasia 90/10 yang ternyata sesuai dengan ajaran Islam itu. Silahkan coba praktekan dalam kehidupan sehari-hari, anda akan terkagum-kagum oleh hasilnya. Pribahasa Jerman mengatakan:”Probieren geht ueber studieren.” Artinya “Mencobanya lebih baik daripada hanya mempelajarinya,” dan maknanya: “Kueh terasa enak setelah dicoba bukan hanya dilihat.” (HSH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar