Social Icons

Pages

Rabu, 22 Desember 2010

12-11-10

sedikit waktu yang kita jalani

telah torehkan berjuta makna
darimu ku dapati kasih tulus
dari terbit fajar
hingga ku terjaga dalam hening malam
ku tetap terjaga tuk selalu mengingat mu

Dia adalah Seseorang yang sangat aku sayangi dan aku cintai, seseorang yang selalu memendam permasalahan sendiri, selalu tampak tegar ditengah kerapuhannya. Selalu tersenyum ditengah kemarahannya, Hal itu yang membuat aku sayang padanya, tetapi dia juga yang membuat aku terhanyut dalam kesedihan ini. Kesedihan yang selalu memilukan batinku. Aku tak kuasa untuk terus berdiri di jalan kerapuhanku ini. Waktulah yang mungkin bisa mengubah keadaan sehingga aku dapat memadukan perasaan suci ini bersamanya.
Ketika sang fajar masih bersembunyi dibalik awan, tak biasanya, aku terbangun dari tidur lelap ini. Aku berjalan menuju beranda rumahku untuk merasakan kesejukan suasana yang tenang, damai, dan bersahaja. Embun pagi masih menyelimuti helai demi helai dedaunan dirumahku. Semilir angin sejuk dipadu keindahan langit disubuh hari seakan menyihir semuanya. Semuanya indah dan menghapus semua keluh kesah yang mendera pikiranku semalam.
Sebut saja namaku Julian, aku lahir dan tumbuh dalam keluarga yang, katakanlah, kecukupan. Aku dianugerahi Tuhan wajah yang cukup tampan dan perawakan yang menawan. Saat ini aku tercatat sebagai siswa SMA 1 Tembilahan Hulu. Di sekolah, mulai SD sampai SMA, aku pun, alhamdullilah, juga disayangi guru dan teman-temanku. Apalagi aku sering mewakili sekolah dalam perlombaan-perlombaan dan tidak jarang aku menjadi juaranya.
Dia bernama Faraj, wajahnya manis dan tutur katanya lembut, namun sepertinya dia agak phobia sama cinta. Dia memang orang yang tertutup, bahkan sangat tertutup, tetapi aku bisa sedikit masuk lewat pintu hatinya yang sedikit renggang. Walau susah akhirnya dia mau menceritakan masalahnya kepadaku, dan meminta aku merahasiakan hal itu.
Kamu malu ya?” tanyaku waktu itu.
Tidak. Aku tidak malu, aku cuma tidak mau dikasihani orang lain dan diberi perhatian khusus, aku ingin biasa saja.” Jawabnya dengan wajah tak bergeming. “Aku masih bisa hidup walau bagaimanapun caranya.”
Iya, tenang aja aku pasti menyimpan rahasia ini.” Aku mencoba untuk mengerti dia.
Terima kasih, ian,” katanya lagi. Aku hanya mengangguk.
Tapi kenapa kamu sering tidak masuk sekolah?”
Aku tidak semangat ke sekolah.”
Tidak semangat? Seharusnya kamu itu semangat ke sekolah. Siapa tahu kekosonganmu akan terisi dengan adanya kegiatan-kegiatan di sekolah.”
Entahlah.” Dia melenguh. Tidak ada yang bicara lagi. Bel tanda waktu istirahat selesai berbunyi. Semua kembali ke kelas. Aku duduk di tempat dudukku dan dia duduk ditempat duduknya.
Setelah kejadian itu, dia pun makin akrab denganku. Jika dia ada masalah, aku selalu setia memberikan solusinya dan dia berusaha menerima solusiku dan memahaminya. Entah rasa apa yang ada dalam pikiranku, aku sepertinya merasa ada sesuatu yang lain pada diriku saat aku bersamanya, aku selalu nyaman dan tenteram bila aku berada disisinya. Ah, aku tak mau berpikiran jauh kesana dahulu, bagiku belajar adalah fokusku saat ini, sebab sebentar lagi aku akan menghadapi Ujian Nasional. Ujian yang nantinya akan mempengaruhi kelulusanku kelak.
Aku sungguh tak bisa mengerti dan memahami hati ini, sepertinya aku kini mulai mengenal cinta. Cinta yang kata orang indah dan membuat hidup menjadi gairah. Ah, aku buta masalah cinta. Tapi apa yang kurasa kini sangatlah lain, apakah ini yang dinamakan cinta? Pikiranku jadi tak karuan seakan akan ingin mengucur deras hati ini. Dia sepertinya berhasil masuk menembus hatiku yang sama sekali belum pernah di bumbui cinta. Dia seakan-akan menjadi bagian warna bagi hidupku. Dia berhasil membirukan hari-hariku.
Apa yang harus aku lakukan? Berilah aku saran!
Aku benar-benar pusing memikirkan semua ini. Apabila masalahku ini berlarut-larut dan aku tak kuasa menemukan pemecahannya, aku kuatir akan kondisi kesehatanku.
Aku tahu ia begitu menyanyangiku. Aku sadar dengan perhatiannya yang begitu besar terhadapku. Perhatian dalam porsi besar yang tak patut lagi diberikan kepada seseorang yang bernama teman. Aku sangat menyadarinya. Aku kini yakin dia memberi harapan padaku untuk masuk mengisi hatinya, pikirku. Tetapi hubungan kami memang sangat aneh, teramat aneh. Tidak ada yang membuat sebuah komitmen. Atau yang lebih tepatnya tidak ada yang berusaha.Semuanya mengalir begitu saja, seperti layaknya aliran sungai. Dan ia telah berhasil membawaku untuk turut ikut dalam derasnya aliran sungai itu. Aku tanpa kuasa menolak perhatian manisnya padaku. Aku mulai menikmati perlakuannya itu dan mungkin inilah akar cintaku tumbuh berawal. Kemudian, aku sampai pada satu simpulan bahwa aku benar-benar menyayangi dan mencintainya.
Sampai pada puncaknya aku tak kuat membendung perasaanku sendiri, aku mengatakan padanya kalau aku sayang padanya dan aku tahu perasaan ini tidak boleh terbina, aku hanya sekedar mengeluarkan uneg-uneg yang ada dalam hatiku, terserah dia menganggap apa yang penting hatiku lega, aku tidak akan membahas masalah ini lagi, karena aku berjanji akan selalu menjadi teman dan sahabat yang baik buatnya.
Sore yang oranye seakan jadi saksi ungkapan hati ini yang terdalam, di jalan panjang tanjung harapan cintaku bersemi mengulur waktu yang jadi patri bisu sebuah ketulusan cinta.
Aku mengatakannya karena aku tidak mampu lagi untuk menahannya, Faraj aku menyukaimu dan ingin jadi bagian dan mengisi hari-harimu. Bisakah kamu memahami hati ini dan menerima aku apa adanya”.
Ini terlalu cepat ian, aku belum……….
Belum apa Faraj?
Aku tidak tahu, kau teman baik yang selalu kujaga……
“Oh, jadi……kau belum bisa pahami hati ini………
Ini masalah hati ian……aku
“Ya sudahlah Faraj……
***

Semenjak kejadian itu, rasanya aku seakan mulai menjauh dari dirinya. Ini kulakukan karena ku tak kuasa bila aku terus bersamanya. Rasa hati yang ingin memiliki ini selalu muncul. My first love, itulah ungkapan cintaku padanya, Hatiku remuk hancur, sebab cintaku yang begitu besar tak pernah ia pahami dan mengerti. Keadaan ini juga membuat lesu lahir dan bathinku dan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan prestasiku. Aku kini lebih malas belajar dan lebih senang berkhayal-khayal tak jelas, yah, seandainya saja ia bisa menjadi kekasih hatiku. Dalam keterpurukan ini aku mencoba untuk tetap tegar dan yakin bahwa masih ada waktu dan kesempatanku untuk menaklukan hatinya.
Siapalah aku ini yg tak tahu diri tuk meminta buih yg memutih
Menjadi permadani seperti mana yg tertulis dalam novel cerita cinta
Juga mustahil bagi ku menggapai bintang di langit
Menjadikan hantaran syarat untuk milikimu
Semua itu sungguh aku tak mampu
Salah ku juga jatuh cinta pada insan sepertimu seanggun bidadari
Seharusnya aku cerminkan diri ku, siapa aku?
Sebelum tirai kamar aku buka untuk mengintaimu
Dari dinginnya tirai kenanganku
Cintaku selalu untukmu
Kau tercipta untukku faraj
Semoga keajaiban waktu dan izin-NYA memadukan cinta kita
ABADI SELAMANYA
***
Setelah kejadian itu, aku merasa harapan hidup ini pupus dan tanpa arah haluan yang kutuju. Aku tidak tahu pada siapa lagi aku harus menyandarkan diri pada semua problema. Cinta pertamaku tak terbalas. Aku mengalami sebuah fase yang sangat membuat jiwa dan mentalku terguncang, belum lagi fisikku yang semakin lemah karena terus memikirkannya. Prestasi sekolahku anjlok drastis. Ada apa denganku? Aku seperti telah lunak oleh cintanya. Walau aku telah berusaha untuk melupakannya tetapi semakin aku berusaha melupakannya semakin aku terbayang-bayang akaan wajahnya yang membuat aku tak rela bila hatinya dimiliki oleh pria lain,
Aku seakan terusik oleh rasa cinta yang begitu besar, aku tak bisa lagi tidur nyenyak karena aku selalu memikirkan raut wajahnya yang begitu manis dan menggoda setiap pria yang melihatnya. Ya Allah, lemahkah hamba akan cinta ini dan kenapa karena hanya wanita hamba bisa jadi begini. Ini bukan aku yang sebenarnya, aku sadar, aku dulu adalah orang yang terus bertekad ubtuk mendapatkan sesuatu hal, tetapi mengapa saat ini tekad itu seakan sirna hanya karena masalah c.i.n.t.a. Lama aku termenung berdiam membisu. Malam yang sunyi dan dingin menusuk tulangku, aku keluar dari kamarku dan berusaha mencari pencerahan akan masalahku ini. Aku duduk dibangku panjang disamping beranda rumahku sambil berharap pencerahan itu datang dan mengubah pemikiranku ini. Aku melihat disekeliling arah penjuru, tidak ada semuanya kosong, sunyi, diam, mati tanpa manusia. Aku hanya merasakan hembusan angin sepoi-sepoi dan beberapa bunyi binatang. Aku mencoba memahami fenomena ini. Lama aku bermenung dan sedikit pula aku tersiksa akan pemahaman ini, aku bertekad malam inilah yang akan mengakhiri penderitaanku. Aku tidak tahu sudah berapa lama aku duduk membisu disini dan mengabaikan semua disekelilingku, yang terpenting bagiku saat ini adalah aku bisa menemukan sebuah jawaban dari segala masalah ini.
Malam semakin dingin, tak satupun pemahamanku berhasil mengalahkan problema ini. Dan sampailah pada satu titik dimana aku dapat simpulan dari fenomena alam tadi, kosong itu berisi, dan berisi itu kosong. Aku sadari tiada gunanya aku terlalu larut memikirkan masalah karena semakin dipikirkan masalah itu, maka semakin membuat aku terbelenggu. Semua yang dijalani dalam hidup ini haruslah seimbang.
Setelah kejadian itu, aku kembali menjalani hari-hariku seperti dulu, aku yang memiliki kepastian jalan hidup. Hidup untuk kesuksesan dan jauh dari kata keterpurukan. Hari-hari seperti dulu kembali kujalani bersamanya dengan canda dan gurau.
“ Hi Faraj kamu ada masalah?
“ Ah, enggak ian….aku
Cerita sajaenggak usah malu kita kan sahabat, ayo ceritain sini masalahmu?
“ Ya udah, aku gak bisa lagi bohongin hati ini ….
Cie..cie.. sama siapa tu?
“ Ah, aku jujur, aku juga suka sama kamu…..
Kamu bercanda kan?
Aku serius, sebenarnya aku dulu malu bilang ia bahwa sebenarnya aku juga suka sama kamu…….
Aku seperti mimpi mendengarnya..............
Kamu gak mimpi, kita sudah resmi pacaran ya, hahaha 12-11-10 khan ian?
Iah. SayangkuCintaku….
Mmmmh………
Akhirnya ketulusan menerima cinta dan memahaminya terkabul sudah seiring berjalannya waktu. Cinta untuk SATU
The end
12-11-10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar