"Stop Hubungan Seks di Luar Nikah"
Bulan Februari identik dengan hari kasih sayang. Orang biasa menyebutnya dengan Valentine's Day (VD) atau Bahasa Indonesianya Hari Valentine. Bulan Februari seakan jadi bulan yang istimewa dan penuh cinta karena kehadiran Valentine's Day (VD) yang jatuh pada tanggal 14-nya. Jutaan remaja di seluruh dunia pun menantinya.
VD menjadi hari di mana mereka bebas menunjukkan rasa kasih sayang pada pasangannya yang sebagian besar bukan pasangan yang sah. Artinya di luar ikatan pernikahan. Hampir semua orang merayakannya. Berbagai macam aktivitas pun mewarnai hari kasih sayang ini. Kehebohan pun melanda di semua kalangan. Terutama kalangan remaja.
Fenomena yang terjadi ketika hari kasih sayang itu tiba, para remaja khususnya, mempersiapkan bunga, permen coklat, mempersiapkan makan malam, membuat lagu untuk pasangannya, dan kartu sebagai hadiah.
Tidak hanya itu. Pada bulan Februari ini banyak tulisan yang berisi ungkapan rasa cinta seperti "Only You The One that I Love The Most in The Whole World". Bahkan, hari kasih sayang ini dijadikan ajang untuk berbisnis.
Banyak coklat yang diproduksi. Omset penjualan kondom juga melonjak naik. Orang-orang pun sudah tidak malu lagi untuk membeli kondom di tempat umum. Salah satu faktor yang mensukseskan erotisme saat perayaan Valentine adalah makanan khas VD berupa coklat.
Kenapa dengan coklat? Menurut dr Andik coklat mengandung zat yang disebut Phenyletilamine. Atau zat yang bisa membangkitkan gairah seksual. Lalu kita bisa menduga apa sebenarnya di balik diproduksinya coklat yang mengandung unsur tersebut.
Bagi para pelaku bisnis VD berarti momen penting untuk mengeruk keuntungan sebanyak mungkin dari penjualan produk dan pernak-pernik Valentine. Lantaran menjelang VD daya beli masyarakat terutama remaja mendadak meningkat drastis.
Remaja berlomba-lomba berburu kado spesial yang unik dan menarik agar perayaan VD mempunyai kesan yang mendalam bagi pasangannya. Ada buket bunga mawar, coklat dalam kotak berbentuk hati, perhiasan, CD lagu romantis, permen, hingga kartu valentine.
Tidak hanya pernak-pernik. Perayaan VD juga dilengkapi dengan acara bernuansa pesta pora dan hura-hura yang membuat remaja terlena. Mulai dari acara yang romantis hingga yang berbau erotis.
Ada konser musik dari para musisi idola yang melantunkan lagu-lagu melankolis. Ada pesta pribadi yang mendatangkan penari striptease. Atau acara arisan teman kencan yang berujung pada perilaku seks bebas.
Perayaan VD ini dijadikan ajang untuk melegalkan seks bebas. Atas dasar hari kasih sayang mereka yang merayakan memberikan apa pun kepada pasangannya termasuk menggadaikan kehormatan.
Dokter Andik Wijaya SMSH, seorang Seksolog dari Surabaya, menuturkan tiga tahun lalu Beliau diundang sebuah hotel berbintang di Surabaya untuk menghadiri pesta VD. Bonusnya undangan boleh check in sehari bersama pasangannya dengan jaminan tak dicek identitasnya. Apakah suami istri atau bukan.
Fenomena sex on valentine dikuatkan juga saat seorang penulis menjelang VD tahun 2004. Seorang penulis ini pernah melakukan survei terhadap remaja pinggiran Kota Bandung. Seperti Kota Cimahi, Batujajar, Padalarang, dan Kota Lembang. Dibantu Lembaga Telaah Agama dan Masyarakat (eL-TAM) penulis menyebarkan 500 angket ke siswa-siswi tingkat SMA di daerah tersebut.
Dari 413 responden yang menjawab angket secara "sah", 26,4%, di antaranya mengaku lebih suka merayakan VD bersama kekasih atau gebetan dengan jalan-jalan, makan-makan, lalu berciuman (melakukan seks). Bahkan, lembaga sosial Family Health International (FHI) Jabar yang berkedudukan di Kota Bandung mempublikasikan hasil riset dan surveinya tentang perilaku seks remaja Kota Bandung.
Dari penelitian itu disimpulkan bahwa 54% remaja Kota Bandung pernah berhubungan seks! Bahkan, persentasenya paling tinggi dibandingkan kota-kota besar lain seperti Jakarta (51%), Medan (52%), dan Surabaya (47%).
Mengapa hal ini bisa terjadi? Seakan-akan VD ini dijadikan pelegalan untuk berzina dan pelaku utamanya para remaja?
Budaya liberal dan termasuk di dalamnya seks bebas jelas bukan berasal dari Indonesia. Melainkan dari Barat yang memang sengaja mencekoki pemikiran sekulerisme. Sebuah paham pemisahan agama dari kehidupan ke tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Jelas. Budaya liberal itu dialirkan pada masyarakat Indonesia dengan cara terorganisir dan sistemik sehingga budaya seks bebas menjamur di Indonesia. Budaya bebas ini pun tentu berasal dari konspirasi Barat yang tidak menginginkan Indonesia bangkit dengan cara merusak para generasi mudanya dengan racun valentine ini.
Ketika pemahaman sekuler ini sudah mendarah daging pada masyarakat Indonesia maka mereka akan senantiasa mengekor kepada Barat. Mereka menganggap peradaban Barat adalah peradaban yang maju dan modern. Kenapa bisa seperti itu?
Ternyata akidah mereka sudah diobok-obok oleh kaum Barat dengan pemahaman sekuler tadi. Sebab, mereka tidak mempunyai filter ketika pemikiran kufur menguasai mereka. Sekulerisme bisa menguasai umat karena tidak ada yang bisa menjaga akidah umat dan diterapkannya aturan manusia dalam segala aspek kehidupan.
Ketika kita menyadari bahwa kedudukan manusia di muka bumi ini hanya sebagai makhluk yang menjalankan amanah dari Sang Pencipta. Sebagai makluk haruslah menerapkan aturan dari Sang Pencipta yakni kitab suci untuk memecahkan semua problematika kehidupan.
Manusia tidak punya hak sedikit pun untuk membuat hukum yang mengatur dirinya sendiri di muka bumi ini. Oleh karena yang berhak membuat hukum itu hanya Tuhan. Di samping itu manusia bersifat lemah dan terbatas.
Ketika manusia menciptakan aturan sendiri maka aturan yang dibuatnya pun tidak jauh berbeda dengan sifat yang membuatnya yakni lemah dan terbatas. Ketika aturan manusia yang diterapkan maka hanya kerusakanlah yang ada.
Ketika Tuhan menciptakan makhlukNya Tuhan tidak membiarkannya begitu saja. Tapi, Tuhan pun memberikan seperangkat aturan yang bisa mengantarkan manusia pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Semua aturan Tuhan itu ada di dalam kitab-kitab suci dan kita harus menerapkannya dalam seluruh aspek kehidupan. Maka rahmat Tuhan akan senantiasa mengalir.
OK. salam kenal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar